Kamu Penulis Freelance? Ini Trik Agar Tulisan Lebih Gampang Dimuat Media


Saat ini, menulis tak lagi melulu milik pekerja jurnalistik. Pemuatan karya juga tidak lagi jadi otonominya media cetak. Era digital membuka ruang bagi siapa saja yang punya kemampuan menulis. Platform untuk memublikasikan tulisan juga tak lagi menjadi domain media cetak semata. Media online begitu menjamur. Bahkan, kamu bisa membuat website sendiri dengan membeli domain atau domain gratis seperti blogspot atau wordpress. Ya, seperti weblog ini. Asal bisa konsisten membuat konten, niscaya akan menghasilkan cuan, yang disediakan google lewat adsense-nya.

Oh ya, kalau ingin membuat blog lewat telepon genggam juga sudah sangat mudah kok. Kamu bisa kunjungi cara membuat blog lewat handphone. Mudah kok. Nggak pakai ribet. Asli deh. Siapkan saja kontennya. Dan, tentu saja harus menjaga konsistensi. Jika tak bisa setiap hari, ya minimal seminggu sekali memposting tulisan. Jika tak bisa seminggu sekali, ya sebulan sekali. Hahahaa…..

Okey, kita balik lagi, bagaimana tulisan atau artikel seorang freelance bisa dimuat di media? Ketika internet menyerbu, banyak yang menilai, media cetak akan hilang. Itu tidak sepenuhnya betul. Memang ada yang tidak lagi terbit secara cetak, tetapi masih cukup banyak yang bertahan. Nah, kamu bisa memanfaatkan media cetak itu untuk mempublikasikan tulisan atau artikelmu. Namun, perlu diperhatikan beberapa hal agar tulisanmu sebagai seorang freelance dimuat oleh media, yang kamu inginkan.

Apa saja trik-trik agar tulisanmu sebagai seorang penulis freelance gampang dimuat di media cetak atau media online? Simak penjelasan berikut ini.

1. Artikel Mesti Bernilai Jurnalistik

Kamu mesti memahami bagaimana tulisan bernilai jurnalistik. Sebab, tulisan bernuansa jurnalistik lebih gampang diterima oleh redaksi sebuah media, apalagi media tersebut memang khusus untuk news media atau media berita. Media berita memerlukan jasa penulis freelance untuk memberitakan peristiwa atau fakta-fakta yang tidak terjangkau oleh jurnalisnya. Bisa jadi karena kekurangan tenaga jurnalis, atau lokasi peristiwa yang terjadi sangat jauh sehingga tidak terjangkau oleh jurnalis media tersebut. Aspek tulisan bernilai jurnalistik sangat penting dan menjadi pertimbangan utama bagi redaksi media berita untuk memuatnya. Trik ini yang tidak dimiliki oleh penulis freelance pemula. Dampaknya, tulisan atau artikel yang dikirim kerap ditolak oleh redaksi media.

2. Rentang Waktu

Penulis freelance harus memerhatikan rentang waktu antara peristiwa dengan tenggat pengiriman tulisan. Ada ungkapan yang mengatakan, “Siapa cepat, dia dapat.” Nah, ungkapan ini mesti dipegang oleh penulis freelance jika ingin tulisannya menjadi prioritas utama redaksi media berita. Apa sebab? Waktu sangat penting. Karena berita yang berdasarkan sebuah peristiwa akan cepat basi. Apalagi jika ditulis dengan model tulisan straigth news. Satu hari saja, setelah peristiwanya, berita yang kamu kirim sudah dianggap basi. Berbeda jika kamu menulisnya dengan gaya tulisan feature, ini akan memberikan peluang lain lagi. Tetap saja ia berlomba dengan waktu. Karena itu, waktu sangat penting dalam hal ini.

3. Kenali dan Pahami Selera Redaktur Media

Sebelum memutuskan untuk menjadi penulis freelance pada sebuah media, kamu mesti mempelajari mengenal dan memahami selera redakturnya. Redaktur itu orang yang bertugas untuk mengasuh halaman tertentu pada media, sesuai dengan job desknya. Jika dia job desk politik, maka kamu mesti mengirim artikel atau tulisan bernuansa politik. Begitu juga jika pendidikan, kriminal, seni, budaya, hingga sastra. Pun begitu dengan selera redaktur. Ini yang mesti dipahami. Karena dengan memahami selera redaktur, tulisanmu akan menjadi lebih mudah diterbitkan. Misalnya, redaktur sastra yang memuat cerita pendek atau puisi, maka kamu perlu memahami, cerita pendek seperti apa yang disukai redaktur. Begitu juga puisi, puisi yang bagaimana, yang bikin redaktur senang. Subyektifitas redaktur dalam menilai tulisan kita inilah yang perlu dipahami.

4. Tulisan Menanggapi Tulisan Orang Lain

Trik ini bisa dipakai, jika kamu ingin menanggapi tulisan orang lain yang dimuat media tertentu. Misalnya, di sebuah media cetak ada tulisan sosiolog yang membahas dampak sosial atas aksi bom bunuh diri yang terjadi pada beberapa tempat di negara kita. Jika kamu tidak sepakat dengan cara dia membahasnya, maka kamu bisa membuat tulisan lain yang mengkritisi cara dia menanggapi persoalan tersebut. Mengapa tulisan seperti ini lebih mudah dimuat? secara tidak langsung, redaktur media itu menganggap bahwa tulisan yang kamu kirim sebagai lanjutan dari tulisan sebelumnya. Padahal, tulisan tersebut berbeda dengan pengirim sebelumnya. Redaktur akan merasa lebih lengkap, jika memuat tulisan dari tanggapan tulisan sebelumnya. Nah, hal ini yang mesti kamu manfaatkan jika ingin menjadi penulis freelance. Untuk ini, kamu harus sering baca media untuk melihat tulisan-tulisan orang lain, yang mungkin saja bisa kamu tanggapi. 

Empat trik ini bisa kamu pakai agar tulisanmu sebagai seorang penulis freelance bisa dimuat di media. Namun, kamu mesti mengedepankan orisinalitas dalam menulis. Jika tidak, kamu akan kehilangan kepercayaan dari redaktur media itu, bahkan dari pembaca tulisanmu. Tulisan yang jujur dan orisinal, akan membuat kamu makin berkibar.

LihatTutupKomentar