Cara Menjaga Mood dalam Menulis


Pada suatu pelatihan menulis, seorang peserta bertanya, "Bagaimana menjaga mood dalam menulis?" Pada beberapa pelatihan yang saya ikuti dan ikut menjadi mentor, selalu muncul pertanyaan seperti itu. 

Seorang wartawan yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai praktisi menulis, masih sulit menjaga mood-nya. Jenuh itu selalu ada. Dia selalu datang saat seseorang merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol dirinya. Jenuh kadang membawa seseorang menjadi pemalas. Kalau kata anak-anak kiwari, mager alias malas bergerak. Menjadi kaum rebahan. 


Ah, lagi nggak mood nih. Begitu alasan kalau ditanya, kok sudah lama tidak update di weblog-nya? Nah, coba untuk tidak menerima pertanyaan seperti itu. Caranya, ya update terus di weblog yang kita kelola. Pembaca weblog Anda tentu saja menunggu artikel terbaru. Jangan buat mereka kecewa karena tidak menemukan tulisan terbaru dari Anda. 


So, bagaimana cara menjaga mood tadi? 


1. Menjaga Momentum

Momentum ini penting dalam menulis. Pada momen-momen tertentu, seseorang bisa melahirkan banyak tulisan. Tugas seorang penulis adalah menjaga momentum itu. Niatkan dalam diri untuk terus menulis. Jangan pernah kehilangan momentum. Jika sekali kehilangan momentum, maka Anda akan mengalami kemunduran lagi. Niatkan diri menulis, minimal satu hari satu artikel. Tak peduli, kapan waktu anda menulis. Sebab, waktu terbaik bagi anda menulis itu ada pada diri anda sendiri. Andalah yang menetapkannya. 


2. Tentukan Tujuan dalam Menulis

Penting bagi kita untuk menentukan tujuan dalam menulis. Pesan apa yang akan kita sampaikan lewat tulisan. Mesti ada targetnya. Misalnya, satu tulisan ini mesti selesai dikerjakan selama satu hari. Fokus saja pada tujuan itu. Disiplinkan diri untuk mencapai tujuan tadi. Kalau tujuannya jelas, disiplin diri terjaga, maka anda akan melahirkan tulisan yang berkualitas.


3. Cari Waktu yang Pas

Kapan waktu yang pas untuk menulis? Sudah saya bahas pada artikel sebelumnya. Tidak ada waktu yang ideal dalam menulis. Nah, seorang penulis akan menemukan sendiri waktunya. Bisa malam hari karena tidak bising. Bisa jadi pagi hari karena pikiran masih segar setelah istirahat panjang. Bisa jadi siang hari, pas ketika istirahat dari rutinitas lain, seperti pekerjaan di kantor. Bisa juga pas gagasan muncul di kepala, langsung menggarap sebuah tulisan. 


4. Banyak Diskusi dengan Penulis Lain

Sebaiknya kita tidak menganggap penulis lain sebagai saingan. Justru sebaliknya. Jangan ragu minta pendapat dari mereka. Penulis lain mesti diajak berdiskusi tentang tulisan kita. Minta mereka membaca tulisan kita. Minta juga mereka memberikan kritik atas tulisan itu. Penulis yang besar itu adalah mereka yang mau menerima kritik, tentu saja kritik yang membangun. Kritik yang bisa membuat penulis termotivasi untuk melahirkan karya yang berkualitas.


5. Menulis Beragam Genre Tulisan

Saya menyarankan untuk tidak terpaku pada satu genre tulisan. Jika anda kerap menulis novel, yang berhalaman-halaman dan berbab-bab. Cobalah untuk menulis cerpen, yang ceritanya habis dibaca sekali duduk. Cobalah juga menulis opini tentang apa yang ada ketahui atau ingin kritisi. Nah, dengan tidak terpaku pada satu tulisan, itu bisa untuk menyegarkan otak dan pikiran kita. 


6. Banyak Membaca 

Membaca itu penting bagi seorang penulis. Dari membaca, seorang penulis bisa menemukan gagasan untuk melahirkan sebuah tulisan. Misalnya, ketika membaca sebuah buku, kita bisa membuat resensi dari buku itu. Bukankah itu sudah melahirkan satu tulisan? Tentu saja, kita tidak berkutat hanya membaca buku. Ruang informasi sudah terbuka lebar. Kita bisa membaca apa saja lewat handphone. Kalau tak ada kouta, yuk kita ngopi di tempat yang ada wifi-nya. 


7. Siapkan Bahan untuk Tulisan

Ibarat Anda akan memasak, maka menulis juga perlu bahan-bahan yang mendukung. Ketika memasak, Anda pergi ke pasar membeli berbagai jenis bahan, seperti sayur, ikan, atau bumbu-bumbu dapur lainnya. Begitu juga menulis, perlu bahan-bahan agar tulisannya renyah dan tidak miskin informasi. Bagaimana mengumpulkan informasi agar tulisan kita kaya? Akan saya bahas pada artikel lain ya. 


Bagaimana bro? Apa mood menulismu masih payah. Yuk, semangat lagi. Teruslah menulis agar mood-mu tetap terawat. Jangan menyerah pada mood yang tidak baik. Lawan dengan menulis. [db]

LihatTutupKomentar