Mengasah Ketajaman dalam Menulis


Ketika memiliki gagasan untuk ditulis, segeralah untuk menulisnya. Jika tidak, yakinlah ide itu hilang lagi. Sebab, gagasan atau materi yang ada di kepala kita bisa berubah dalam waktu sepersekian detik. Karena itu, segeralah membuka note di handphone Anda, dan mulailah untuk merangkai kata-katanya.

Ah, nanti akan acak kadut tulisannya. Tak perlu risau soal itu. Jangan panik soal tidak teratur apa yang kita tulis di note handphone itu. Sebab, masih bisa kita edit. Masih bisa diperbaiki. Kalau merasa masih ada yang kurang, ya ditambahin. Kalau merasa ada yang lebih, ya dikurangin. Semudah itu kan?

Seperti pisau, yang terus diasah agar menjadi tajam. Sebuah pisau, kalau sudah berhari-hari, bahkan berbulan-bulan tidak diasah. Sudah pasti menjadi tumpul. Jangankan untuk memotong daging yang ada tulangnya, untuk mengiris bawang sama cabai saja, mungkin sudah tidak sanggup.

Begitu juga menulis. Mesti berlatih setiap hari. Selain menulis, kita juga perlu membaca agar pengetahuan semakin bertambah. Sering-sering buka kamus juga, supaya kosakata kita bertambah. 

Penulis adalah Editor bagi Tulisannya

Kutipannya begini: tulis saja apa yang ada dalam pikiranmu. Kemudian, pikirkan apa yang ada dalam tulisanmu.  

Apa maknanya? Abaikan dulu kaidah-kaidah yang ada dalam dunia kepenulisan. Tulis saja apa yang ingin kamu tulis. Tulis sebanyak-banyaknya, sebanyak yang ada dalam kepalamu. Jangan sisakan. Habiskan.

What next? Kalau sudah selesai, baca kembali tulisan tadi. Ini yang dinamakan editing atau penyuntingan. Ingat, penulis itu sekaligus editor bagi tulisannya sendiri. Itulah pentingnya kita membaca kembali tulisan yang telah kita tulis tadi. Waktu membaca tulisan itulah kita menemukan kesalahan dalam menulis. Segeralah memperbaikinya.

Kenapa? Jika ada kata-kata yang melanggar rambu-rambu, seperti norma-norma dalam masyarakat tidak terpublikasi. Sebab, berat urusannya kalau kemudian, dalam tulisan yang kita publish, terdapat kata-kata yang bisa membuat orang lain tersinggung. Sehingga kita berurusan dengan hukum. Sebisa mungkin hindari itu.

Tak cukup sekali dua, kita membaca tulisan tadi. Mesti berulang kali membacanya. Sebab, kita tidak memiliki editor seperti di media-media mainstream. Pada media mainstream, mereka memiliki editor sendiri, bahkan hingga pada penyunting bahasa. Nah, karena kita menulis untuk weblog, maka kita sendiri yang menyunting tulisan tadi. Hal-hal yang tidak penting, bisa dihilangkan.

Oke, bro. Mantapkan diri untuk terus menulis. Semakin sering menulis, ketajaman dalam menulis kian terasah. Tak perlu menulis yang berat-berat dulu. Tulis saja yang ada di sekitar kita. [db]
LihatTutupKomentar