Cara Menulis Berita Feature bagi Pemula


Selain straight news, feature juga sangat diperlukan dalam menulis kreatif. Feature itu tulisan ringan yang ditulis cukup mendalam. Bisa dibilang semi sastra. Sehingga banyak yang menyebut tulisan feature itu merupakan karya sastra jurnalistik. 
Ada empat keistimewaan tulisan feature: 
  1. Kreatif, proses penulisannya dilakukan dengan cara yang sangat kreatif. Berbeda dengan pola straight news. Penulis diberi kebebasan untuk mengeksplorasi kemampuan menulisnya, tentu dengan sokongan data yang sahih. Sehingga tidak menjadi fiksi. Feature itu tulisan jurnalistik yang berdasarkan fakta atau peristiwa. 
  2. Informatif, isi tulisan bersifat informatif. Memberikan informasi kepada pembaca secara detil tentang fakta atau peristiwa yang ditulis. Penyajian yang cukup kreatif membuat pembaca bisa larut dalam tulisan tersebut. 
  3. Menghibur, tulisan feature juga kerap menghibur pembaca. Karena itu, rata-rata tulisan feature itu lebih human interest. Tulisan yang dibuat dengan gaya bersastra bisa membuat pembacanya terhibur. 
  4. Tidak Dilarang Subyektif, gaya penulisan feature memang berbeda dengan tulisan straight news atau hard news. Seorang penulis feature diperkenankan untuk lebih subyektif dalam memandang sebuah persoalan. Namun tetap berpegang teguh pada data, fakta akan sebuah peristiwa. 
Secara umum, feature bisa disebut sebagai tulisan kreatif untuk menghibur sekaligus memberikan informasi sebuah peristiwa, fakta, keadaan, human interest, yang kadang-kadang dituliskan melibatkan emosi penulisnya. Kendati ditulis dengan gaya santai dan sedikit bersastra, tulisan feature tetap memerhatikan rumus Adisikamba yakni Apa, Di mana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. Kalau kata orang Inggris, 5W + 1H. 
Ini beberapa langkah yang mesti disiapkan jika kamu ingin menulis feature. 
  1. Mencari topik yang pas untuk ditulis. Topik atau tema itu bisa dari peristiwa yang sudah terjadi, bisa kisah inspiratif seseorang, atau sejarah masa lalu sebuah lembaga atau perjalanan seseorang. 
  2. Menggali lebih dalam informasi dari tema tadi. Caranya dengan riset pada beberapa sumber, seperti dokumen yang berkaitan dengan tema, melakukan cek dan ricek atas informasi yang diperoleh. Cek ricek ini penting untuk memulai jalan cerita. 
  3. Menetapkan angle atau sudut cerita. Hal ini penting, agar kamu bisa menentukan akan ke mana tulisan feature tadi mau diarahkan sehingga pesan yang ingin disampaikan tercapai. Point of view ini penting agar tulisan tidak melebar sehingga menjadi acak kadut. 
  4. Menentukan kalimat pembuka. Banyak yang sulit untuk membuat kalimat pembuka. Kamu bisa memulai dengan waktu, bisa memulai dengan kutipan dari tokoh yang hendak ditulis, bisa juga dengan konklusi dari tulisanmu. 
  5. Badan tulisan. Nah, jika semua sudah maka mulailah menulis berita featuremu. Pastikan tulisanmu tidak melenceng dari tema. Dan, pastikan juga pesan yang ingin kamu sampaikan benar-benar tercapai. Jika badan tulisanmu sudah kelar, maka kamu bisa cek ulang. Apakah masih ada informasi yang tertinggal, atau ada yang tidak sesuai dengan tema. 
Jika semua sudah oke, maka bikin tulisan penutupnya. Jika dalam straight news tidak ada penutup, maka tulisan feature diperbolehkan untuk membuat tulisan penutup. Ada penulis yang sangat mudah membuat tulisan penutup. Tetapi, banyak juga yang sulit untuk menutup tulisan sehingga terus mengalir hingga berlembar-lembar. Masmimar Mangiang, Staf Pengajar di Lembaga Pers Dr. Soetomo, pernah mengatakan, “Jika kamu kesulitan menutup sebuah tulisan feature, maka kamu bisa menulis, ‘ya begitulah’ atau ‘begitulah’ atau ‘sudahlah’.”
LihatTutupKomentar