Cara Menulis Berita Straight News bagi Pemula


Kamu ingin menjadi jurnalis? Enak lo jadi jurnalis tuh. Karena bekerja untuk orang banyak. Dulu, tidak semua orang bisa menulis sebaik jurnalis. Ketika teknologi informasi belum berkembang pesat seperti sekarang ini. 

Sekarang? Ah, semua orang sudah bisa menjadi jurnalis, bahkan bisa menulis lebih baik dari jurnalis yang bekerja untuk media mainstream. Kita bahas tentang cara menulis straight news dulu ya. Yuk simak beberapa cara menulis berita seperti yang ditulis para jurnalis itu. 

Pahami Rumus Adisikamba. Apa itu? Menulis dengan rumus Adisikamba membantu agar kita fokus. Adisikamba itu singkatan dari Apa Di mana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. Kalau dalam bahasa kerennya, ya 5W+1H. Itu lo, What, Where, Who, When, Why, dan How. Nah, kalau sudah pahami itu, yakinlah kamu bisa menulis seperti tulisan di koran-koran atau di media online itu. 

Cara Informasi di Lapangan. Nah, ini bisa beragam. Misalnya, ketika ada melihat sebuah tabrakan di jalan. Kamu bisa menanyakan kepada orang-orang yang melihat langsung peristiwa itu. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Misalnya, kok bisa yang nabrak? Ini pertanyaan yang nantinya akan menjawab Why tadi. Lalu, kamu catat juga di mana peristiwa itu terjadi (lokasi: where), jangan lupa mencatat waktu kejadian. Jam berapa, hari apa, tanggal berapa? Itu akan menjadi info untuk when. Kemudian, siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? Siapa yang menabrak, siapa yang ditabrak, siapa yang melihat, dan siapa yang menyelesaikannya. Ini akan menjawab who. Nah, sudah ada empat W kan? Itu sudah bisa membuat satu tulisan singkat. 

Tulis. Setelah semua informasi di lapangan diperoleh, kamu bisa mulai menulis. Ambil sudut pandang yang menurut kamu akan menarik minat orang untuk membacanya. Bisa saja dimulai dengan peristiwa yang terjadi (what). Misalnya, kecelakaan antara sepeda motor dengan opelet terjadi di Jalan Gunung Jaya. Tidak harus memulai dengan what (apa). Kita bisa mulai dari bagian mana saja. Bebas. Tergantung sudut pandang penulis dalam melihat peristiwa itu. Sudut pandang diperlukan agar tulisan kamu tidak melenceng ke mana-mana. Biar fokus saja. 

Periksa Ulang. Kalau sudah selesai membuat tulisannya, kamu periksa ulang. Kenapa? Itu yang disebut dengan self editing. Hal tersebut dilakukan supaya tulisan kamu tidak banyak keliru. Misalnya, keliru penulisan informasi, yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan, atau keliru pada penggunaan kosakata. Terkait kosakata ini, ada baiknya mengecek di kamus bahasa Indonesia. Ada yang online ada juga yang bentuknya buku. 

Kalau semua sudah oke, kamu bisa unggah tulisanmu di weblog atau media online lain. Jika ingin menulis di blog, maka kamu harus memiliki blog dulu. Kamu bisa membuat weblog menggunakan gadget kok. Mudah sekali, bukan?
LihatTutupKomentar