Menulis Tentang Diri Sendiri, Bolehkah?


Tidak semua orang berani menulis tentang diri sendiri. Ada sebagian orang yang tidak ingin kehidupannya diketahui banyak orang. Tetapi, ada juga yang ingin agar kisah hidupnya dibaca orang banyak. Jika tak kuasa menulis, maka ia akan mengajak orang lain untuk menulis kisah hidupnya.

Bagaimana cara kita menulis tentang diri sendiri? Ada beberapa cara untuk menulis otobiografi (jika kita sendiri yang menulisnya) atau biografi (ditulis oleh orang lain). Jangan menunggu sudah terkenal atau jadi tokoh publik, baru terpikir mau menulis tentang kisah hidup kita. Mulailah sekarang. Jika tidak bisa runut, kita bisa ambil beberapa bagian dari kisah hidup, yang menurut kita, boleh diketahui publik.

Ini ada beberapa langkah untuk menulis tentang diri sendiri. Tentu saja masih banyak langkah lainnya. Tetapi, saya hanya akan membahas poin-poin, yang menurut saya, perlu kita lakukan

1. Memperkenalkan diri dengan Membuka Identitas

Bisa jadi ini bagian tersulit, terutama memulai dari mana mau membuka identitas diri. Apakah mulai dengan nama? Atau identitas lainnya. Kalau saya cenderung memulai dengan peristiwa kelahiran kita. Bagaimana kita tahu peristiwa itu? Coba tanya sama ibu atau bapak. Tanya juga kakak atau abang, bahkan saudara kita yang lain, seperti sepupu, bibi, paman, bahkan kakek. Tanyakan mereka juga bagaimana proses pemberian nama. Ada doa dan harapan pada nama. Tetapi, pasti ada cerita dari balik nama yang disematkan pada kita. Tulislah dengan menceritakan. Ajak orang masuk dalam cerita tentang peristiwa kelahiran itu. Sehingga orang bisa merasakannya.


2. Gali Talenta yang Kita Miliki

Kita bisa mulai dengan hobi. Misalnya, kita hobi membaca. Kita bisa mulai dengan, bagaimana berburu buku yang kita sukai. Apakah berburu ke toko buku loakan, toko buku di pusat perbelanjaan modern, atau melalui toko online? Begitu juga dengan hobi lainnya. Kita bisa ambil momen yang paling menghibur atau menginspirasi. Kita bisa membuat daftar tentang semua hal yang disukai. Jika kita suka mendaki gunung, bisa menulis tentang aktivitas itu. Coba putar rekaman ingatan tentang peristiwa-peristiwa yang kita alami selama mendaki gunung. Kemukakan juga alasan mengapa kita suka gunung. Sekali lagi, ceritakan saja.


3. Cari Topik yang Paling Unik

Kita tidak perlu menulis semua hal tentang diri sendiri. Ambil topik yang paling pas. Bila perlu cari yang paling unik, yang membuat orang lain, mau membaca kisah pribadi itu. Misalnya, tentang perjuangan selama merantau ke negeri orang, entah itu kuliah atau bekerja sebagai buruh migran di luar negeri. Mempersempit topik tentang diri sendiri akan membantu kita mengingat peristiwa yang sudah terjadi bertahun-tahun silam. Ingatan kita yang terbatas, apalagi kalau usia sudah semakin tua, ingatan akan semakin terbatas. Nah, peristiwa unik akan membantu kita untuk mengingatnya.


4. Ceritakan Apa Adanya

Menulis apa adanya sangat membantu kita menyelesaikan kisah tentang diri sendiri. Jangan mengada-ada. Jangan juga sombong. Tetap rendah hati. Kendati kita tidak menulis kesombongan, pembaca akan memiliki persepsi bahwa kita sombong dari sebuah tulisan. Dengan menceritakan (dalam menulis), maka pembaca akan melihat bahwa peristiwanya memang terlihat begitu nyata. Kita mesti mampu mengajak pembaca menyelami kehidupan pribadi lewat tulisan.


Nah, begitu ya bro. Yuk, kita mulai menulis tentang diri sendiri. Ceritakan saja lewat tulisan, apa adanya diri kita. Ajak pembaca menikmati kisah diri kita dengan santai. [db]

LihatTutupKomentar